Jumat, 11 September 2009

Gandaria Steak mau masuk ke De Koeliner?

Where the Good Taste Begins
Pelopor Makanan Enak Dimulai di Tempat Ini


Jakarta, kelanakuliner.com
Pada mulanya saat saya bertemu dengan sang General Manager, Deddy Ardianto adalah saat saya berkunjung ke BCP (Bekasi Cyber Park). Kebetulan setelah saya diperkenalkan dengan seorang kolega, maka Deddy Ardianto, yang kebetulan juga mempunyai outlet New Sunda Gandaria ada di sana.

Dari rencana awal mengangkat makanan lokal di BCP, milik New Sunda Fandaria, akhirnya saya diminta oleh sang manajer yang sudah bertahun-tahun bekerja di bidang usaha resto ini, meminta saya untuk berkunjung ke Gandaria Steak.

Kedengarannya suatu hal yang menyenangkan, kenapa nggak. Saya pun segera mengatur janji dan sudah nggak sabar meluncur ke tempat makanan ala western ini di bilangan Kebayoran Baru. Semua orang sudah mahfum lah, kalau Blok M dan sekitarnya itu memang gudangnya resto keren dan factory outlet serta pusat perbelanjaan modern. Ohhhooooiiii, jadi kepengen aja ke sono.

Di hari yang telah dijanjikan kami saling bertemu, dan setelah muter-muter seputar Gandaria serta Radio Dalam, saya cari tempat Gandaria Steak nggak terlalu njelimet, karena di samping hampir semua orang tahu tempat itu, mulai dari tukang parkir, polisi dan pedagang gerobak di pinggir jalan kayaknya lokasi Gandaria Steak memang lumayan strategis dan mudah aksesnya dari semua arah.

Mau dari arah Kebayoran Lama, atau Pondok Indah atau dari arah Blok M? Semuanya gampang menuju tempat yang lumayan etnis dan modern di bagian dalamnya ini. Setelah memarkir kendaraan motor saya, saya pun segera masuk dan menemui waiter yang sedang bertugas dan bilang ke dia mau bertemu dengan Mr. Deddy Ardianto. And well, I've got to take a seat. And I got a lemon tea for a start.

Good news for me.... Ya emang seh kebetulan aja gue udah bikin janjian. Padahal sewaktu gue temuin si Deddy, dia sedang berbincang dengan staffnya. Gak pake lama, begitu ngelihat gue, sang general manager ini meminta saya untuk duduk di tempat bagian yang paling nyaman dekat saung Gandaria Steak. Saya pun melihat ada beberapa brand lain yang bekerja sama dengan Gandaria Steak. For a good sake, I asked him did I have to write down that brand... He just said no, I didn't have to.

Sebentar kemudian, akhirnya saya pun ditawari makan menu andalannya yakni Sirloin Steak dengan bumbu barbeque dan siraman mayonaise. Sebotol sambal pedas menemani piring Sirloin Steak Gandaria. Hmmmmm dari tampilannya saya nggak jadi berniat bawa pulang dan minta steak ini dibungkus. Nggak tahan euy, lihat bentuknya. Mending gue nikmati sendiri, kali aja memang pantas untuk dinikmati sendiri. Dasar rakus beutz...

But what a heck... sehabis gue menyantap habis itu steak, badan gue terasa panas mulai dari perjalanan pulang hingga tiba di rumah. Sialan! ternyata steak Gandaria memang luar biasa panasnya. Mungkin karena efek mayonaise yang menghiasi steak lezat ini. Gila aja, masa rasa panasnya turun ke bawah. Padahal gue nggak yakin, kalo steak ini bakalan sepanas ini. Apa bisa gue masukin kategori aphrozidiaks kali yah. Libido (maaf... mungkin lebih tepat "hasrat" kali yah?) gue kayaknya seh nggak terlalu tinggi, tapi rasa panas di dada dan perut yang lumayan bikin gue berkeringat habis, mau nggak mau ya gue mandi berlama-lama di kamar mandi. Tadinya gue mau berendam di bak mandi. Tapi.... ah lupakan... nanti bisa-bisa gue berbuat yang nggak-nggak di dalam bak.

Pada intinya, Sirloin Steak dari Gandaria Steak memang Ruaarrrrr Biasssah... bukan hanya lezat, tapi bisa bikin badan kita hangat sekaligus.... hmmmm (gue nggak yakin akan sama efek buat setiap orang) libido kita naik... (mudah-mudahan gue bohong neh... hehehe... karena bisa-bisa kalo bener begitu yang bakalan jadi sponsor neh restoran cuma Kratingdaeng, Hemaviton, Hormoviton... atau lebih parah lagi DUREX atau FIESTA... huhuhu :P)

Mau coba Gandaria Steak yang berlokasi di Gandaria Tengah II no. 7, Jakarta Selatan ini?
Gue jamin romantisme antara Anda dan pasangan naik seratus delapan puluh derajat! (Huwaduh apa iya yah?)

Sidik Rizal - dobeldobel.com
Tulisan lain yang berkaitan dengan Gandaria Steak adalah berikut ini:

Di Kebayoran, nama Gandaria Steak tak asing lagi di telinga. Salah satu resto steak yang hadir dikawasan gandaria tahun 2002 silam ini telah mengalami peningkatan omzet per harinya yang mencapai 300 orang dalam satu hari.Semenjak berdiri, tempat makan yang menghadirkan steak sebagai menu favorit ini tidak pernah mengalami penurunan pelanggan.

Pelanggannya berasal dari anak muda dan eksekutif muda. Tempat ini juga dapat dijadikan ajang arisan oleh para ibu-ibu karena tempatnya yang nyaman. Selain itu acara meeting dan gathering sering diadakan di sini.
Dibukanya Gandaria Steak ini tentu saja didasari atas potensi pasar yang besar dan terus meningkat di kawasan Jakarta Selatan khususnya di daerah Kebayoran yang mayoritas masyarakatnya berada digolongan menengah ke atas. Meningkatnya kebutuhan kaum urban akan makanan dan suasana yang nyaman itulah yang kemudian ditangkap oleh Gandaria Steak.
Gandaria Steak menawarkan aneka menu lokal dan impor. Menu favoritnya antara lain tenderloin setak import maupun sirloin steak lokal. Untuk menu Indonesianya bisa dipilih masakan seperti Timbel Komplit dan Sop Buntut Goreng yang segar.
Kapasitas tempat duduknya mencapai 134 orang dengan perincian dua VIP Room yang dapat menampung 24 orang, dua buah saung yang masing-masing dapat mempung 10 orang, teras 60 orang dan Dining Room 30 orang. Gandaria Steak buka dari pukul 10 pagi hingga tengah malam.

Gandaria Steak ini menawarkan berbagai macam menu internasional dan lokal. Menu favoritnya antara lain tenderloin setak import maupun sirloin steak lokal. Untuk menu Indonesianya bisa dipilih masakan seperti Timbel Komplit dan Sop Buntut Goreng yang segar. Sedangkan untuk menu chinese food banyak diminati menu masakan ayam seperti Ayam Goreng Rica-Rica, Nasi Goreng Seafood, Gurame Asam Manis dan Gurame Goreng. Selain itu Gandaria Steak juga ber-partner dengan Ayam Bakar Ghantari di pojokkan bulungan yang sudah terkenal kelezatannya untuk mengisi menu di sana.

Berdasarkan nostalgia dua tahun lalu, malam itu kami memesan dua porsi steak Gandaria yaitu steak potongan has dalam (tenderloin) dengan sedikit lemak. Saus black pepper untuk istri ku dan mushroom untuk ku. Sedangkan minumnya adalah ice lemon tea.

Steak hadir di atas hot plate dengan asap yang mengepul. Aroma yang keluar benar-benar menggoda hati ingin segera menyantapnya. Irisan dan suapan pertama segera kulakukan. Wah kok alot dan kering begini ? Ini tanda-tanda steak yang terlalu matang. Setelah kuingat-ingat ternyata aku yang lupa untuk meng-order yang "medium rare".

Menurut teori, steak yang dimasak dengan tingkat kematangan medium akan jauh lebih empuk dan nikmat dibandingkan dengan yang "well done".

Sausnya lumayan lah namun sepertinya restoran ini menggunakan saus instan dan bukan yang home made langsung. Saus jamur yang kurasakan di warung pinggir jalan ala hawkerant Mak Place di Singapore jauh lebih nikmat dan makyus. Porsi kentang goreng dan sayurannya jauh menurun dibanding dua tahun lalu, padahal untuk harga telah terjadi penyesuaian yang tadinya hanya Rp25rb menjadi Rp35rb seporsinya.

Ya sudahlah mungkin malam itu cuma kami saja yang sial karena kokinya baru :) Lain kali aku akan pesan ayam bakarnya saja yang rasanya lebih stabil enaknya.
-----------------------------------------------------------------------

Kebayoran baru surganya makanan dan FO. Salah satu yang cukup tersohor dan masyhur di kawasan ini adalah Ayam Bakar Ganthari cabang dari Kebon Jeruk yang berlokasi di Gandaria Steak House dan Burger Cooker (mungkin akibat dari menjamurnya burger blenger dan sandwich bakar di seantero Jakarta).

Tujuan pertama, adalah Steak House Gandaria. rumah makan dengan banyak cermin di dalamnya. sayangnya, mungkin gue perginya pas waktu berbuka jadi terlalu banyak orang di dalam situ sehingga para pegawainya terkesan menyuekin gerombolan kita. Bad impression dech. makanannya sendiri gak begitu mahal hingga yang mahal juga ada.

Ayam bakar gantharinya memiliki sambel yang enak sekali, Patut lah buat dicoba! Dengan harga 11000 untuk nasi dan ayam, wah worthed banged tuch. Minumannya gue kebetulan bawa dari rumah. Untuk acara makannya sendiri bisa milih, bisa di bagian dalam atau di luar, di area pondokan. Cukup worthed buat dicoba, walaupun pelayannya agak agak cuek sama pengunjung yang datang. Bad impression sedikit dech, namun akhirnya tersenyum ramah juga
tujuan kedua adalah Burger Cooker.

Sidik Rizal - dobeldobel.com (disarikan dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar